Brighton, Proses melahirkan bisa jadi suatu hal yang mengerikan bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Tapi kini proses melahirkan bisa lebih menyenangkan dan berkurang rasa sakitnya dengan menggunakan gerakan Orgasmic Birth. Melahirkan rasanya seperti orgasme.
Orgasme dan melahirkan tentu bukan dua kata yang memiliki arti hampir sama, tapi dengan gerakan Orgasmic Birth kedua kata ini seperti saling berhubungan. Ibu hamil yang telah mencoba cara ini mengungkapkan proses melahirkan jauh dari rasa sakit yang menyiksa serta lebih menyenangkan sama seperti saat proses pembuahan dilakukan.
Salah satu ibu hamil yang telah menggunakan gerakan ini saat melahirkan anaknya adalah Isobel Patterson (31 tahun) seorang pengacara dari Brighton. Isobel melahirkan putri pertamanya bernama Amelia dengan menggunakan gerakan Orgasmic Birthyang disaksikan langsung oleh suaminya, James. Isobel selalu mengingat hari itu sebagai hari yang paling menyenangkan dalam hidupnya.
"Saya menyadari banyak teman-teman yang menjalani proses melahirkan dengan perasaan tersiksa selama 10-20 jam. Tapi saya hanya membutuhkan waktu 7 jam yang menyenangkan dan disertai dengan orgasme," ujar Isobel seperti dikutip dari Timesonline, Rabu (30/12/2009).
Seperti kebanyakan ibu hamil lainnya, Isobel sebelumnya pun merasa takut ketika menghadapi proses melahirkan. Saat kontraksi terjadi di tengah malam, Isobel ingin seseorang yang membantunya adalah orang yang tidak memiliki ikatan emosional dengannya. Kebetulan saat itu ibu dan suaminya sedang tertidur, Isobel hanya ditemani asisten bidan atau doula yang tetap tenang, santai dan berpikir bahwa pengalaman yang hebat akan segera terjadi.
"Aku menghabiskan waktu selama 3 jam untuk merangkak di ruang tamu. Saat kontraksi semakin meningkat dan waktu untuk melahirkan semakin dekat, saya mulai merasakan sensasi. Itu adalah perasaan paling luar biasa yang dimulai dari panggul lalu ke seluruh tubuh bagian bawah," ungkap Isobel.
Saat itu bagian panggul mulai terdorong ke bawah dan tanpa sadar kaki Isobel bergetar serta mulai merasakan orgasme berkepanjangan yang berlangsung berjam-jam. Meskipun sebenarnya ada konsep yang berbeda antara melahirkan dengan orgasme.
"Doula mengatakan bahwa bagian klitoris saya berdenyut hingga akhirnya sang bayi bergerak ke bawah. Tiga jam kemudian bayi saya lahir tanpa rasa sakit dan proses pemulihan yang cepat karena tidak ada yang robek atau dijahit," tambahnya.
Isobel sempat merasa bersalah karena merasakan seks saat melahirkan putri pertamanya. Tapi ternyata banyak perempuan di luar sana merasakan hal yang sama dengannya.
"Saya percaya di tahun mendatang, orgasme selama persalinan akan menjadi bagian alami dari suatu proses melahirkan. Gagasan ini telah didukung oleh banyaknya bukti perempuan yang melahirkan dengan gerakan orgasme," ujar Michel Odent, seorang obstetri.
Mengalami orgasme saat melahirkan biasanya ditunjang oleh adanya sentuhan fisik yang bisa memberikan sensasi tersendiri. Dr Christiane Northrup seorang ahli obstetri dan ginekologi mengungkapkan bahwa orgasme yang terjadi selama proses melahirkan adalah proses alami.
"Ketika bayi turun menuju jalur lahir, posisinya sama dengan adanya sesuatu yang masuk ke dalam vagina seperti penis. Jika ditunjang oleh adanya sentuhan fisik dari suami atau bidan, maka bisa menyebabkan orgasme," ujar Dr Christiane.
Perempuan yang mengalami orgasme saat melahirkan akan membantu mempercepat proses keluarnya bayi. Selama persalinan ada perubahan besar dari hormon di tubuh seperti meningkatkan hormon prolaktin, beta-endorfin dan oksitosin yang dilepaskan. Hormon ini akan memberikan sensasi kesenangan dan membantu mendorong bayi ke jalan lahir
http://health.detik.com/read/2009/12/30/153046/1268641/764/nikmatnya-melahirkan-seperti-orgasme#detikshare
dami_doankx
Rabu, 20 April 2011
renungan pagi
Cinta kepada agama sebenarnya refleksi dari cinta pada hidup dan kehidupan. Cinta ini untuk mempertahankan eksistensi diri yang sudah dianugerahkan Tuhan. Tuhan telah mengumpulkan materi-materi alam, dzat-dzat mati yang kemudian secara kolektif mampu mengidupkan mekanisme badan, kemudian dikombinasikan dengan tiupan ruh, yang membuat kita memiliki emosi dan rasa, memiliki budi dan cinta.
Setelah itu semua, ternyata kita tidak memberikan apa-apa pada Tuhan, bahkan ada yang tidak mengakui keberadaan-Nya. Semua sibuk dengan diri dan kepentingannya, seakan-akan dirinya adalah pusat sejarah dan alam semesta.
Sementara itu saya sendiri masih sering terpaku menyaksikan semua manusia dan segala prilaku. Meskipun tidak jarang saya larut dalam irama kehidupan yang penuh dengan kesia-siaan.
Sekedar renungan pagi...
Setelah itu semua, ternyata kita tidak memberikan apa-apa pada Tuhan, bahkan ada yang tidak mengakui keberadaan-Nya. Semua sibuk dengan diri dan kepentingannya, seakan-akan dirinya adalah pusat sejarah dan alam semesta.
Sementara itu saya sendiri masih sering terpaku menyaksikan semua manusia dan segala prilaku. Meskipun tidak jarang saya larut dalam irama kehidupan yang penuh dengan kesia-siaan.
Sekedar renungan pagi...
Langganan:
Postingan (Atom)